Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gendut Tak Selalu Buruk, Ini Salah Satu Manfaatnya!


Wah, aku gendut! Barangkali, suatu ketika, anda berteriak histeris melihat angka yang tertera di timbangan anda. Gendut, bagi perempuan sepertinya sebuah momok. Apalagi jika gendutnya mirip buah pear, membesar di daerah panggul dan perut. Saking malunya punya panggul besar seperti pear, maka banyak perempuan, khususnya kaum ibu, berusaha keras melangsingkan tubuh. Terkadang dengan berbagai cara yang tidak masuk akal, seperti diet superketat, memakai obat-obatan pelangsing berbahaya atau olahraga ekstrim.

Bagi perempuan yang baru melahirkan, gendut seperti buah pear pun menjadi masalah serius. Banyak perempuan mengeluh bahwa kehamilan membuat tubuh mereka berubah, tidak seideal dulu.

Betulkah gendut itu memalukan? Tidak selalu. Sebuah penelitian terbaru dari profesor Will Lassek, ahli epidemiologi kesehatan masyarakat dari Universitas Pittsburgh, Pennsylvania menyebutkan, bahwa perempuan dengan (maaf) pantat besar, ternyata berpotensi melahirkan anak cerdas. Masak iya, sih? 

Hal ini disebabkan karena dalam pantat, perempuan ternyata menyimpan lemak yang kaya kandungan DHA (docosahexaenoic acid). Apa hubungan antara DHA dengan kecerdasan? DHA sangat diperlukan untuk perkembangan otak bayi. DHA itu akan ditransfer ke otak bayi ketika ibunya menyusui. 

DHA adalah asam lemak yang sangat penting selama kehamilan, yakni berperan dalam pembentukan otak bayi, khususnya pembentukan membran sel otak. Wanita hamil membutuhkan kira-kira 300 mg DHA per hari. DHA bisa diperoleh dari telur, daging, hati dan ikan. Susu-susu atau minuman yang diformulasikan untuk wanita hamil, biasanya juga dilengkapi dengan DHA dengan kadar yang disesuaikan. Nah, DHA ini, dalam tubuh manusia biasanya disimpan di daerah panggul seperti pantat dan paha.

Jadi, bunda yang tengah hamil dan menyusui, tak usah khawatir jika tubuh menjadi lebih gemuk, khususnya di sekitar pantat dan paha, karena kandungan lemak di sana akan sangat bermanfaat untuk kecerdasan bayi Anda.

Dengan memberikan ASI secara eksklusif di enam bulan pertama, dilanjutkan dengan ASI dengan penambahan MPASI (Makanan Pendamping ASI) sampai bayi berusia 2 tahun, lama-lama tumpukan lemak di panggul Anda akan berkurang, dan kemudian pelan-pelan berubah langsing. Diet yang terlalu ketat atau program pelangsingan yang ekstrim di saat menyusui berpotensi menghilangkan DHA yang sangat diperlukan  untuk bayi Anda. Tapi, tentu saja hal itu tidak berarti kita bisa makan sepuas-puasnya dan sebanyak-banyaknya. Bagaimanapun, bayi kita itu “hanya” makhluk mungil yang membutuhkan kalori dan zat gizi tak sebanyak orang dewasa.

Jadi, mengapa harus cemas dibilang gendut? [US].

Referensi:

http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/01/studi-wanita-berbokong-besar-akan-melahirkan-bayi-cerdas


Posting Komentar untuk "Gendut Tak Selalu Buruk, Ini Salah Satu Manfaatnya!"

banner
banner