Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal HPV, Virus Maut Untuk Wanita dan Vaksinasi HPV

HPV (foto: NFID)

Sekitar 5 tahun silam, publik Indonesia dikejutkan dengan kabar kematian Julia Perez, seorang pesohor di tanah air. Julia Perez meninggal karena kanker serviks stadium IV yang dia derita. Sebenarnya, apakah itu kanker serviks? Mengapa begitu sering terjadi pada kaum perempuan? Pada kaum perempuan, kanker serviks adalah kanker pembunuh ketiga setelah kanker payudara dan kanker paru.

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah kanker yang disebabkan oleh infeksi human paillomavirus atau HPV. Virus ini dapat tertular lewat hubungan seksual. Menurut dr. Farida Zubier dalam tulisannya yang tercantum di buku “Penyakit Menular Seksual” (diterbitkan oleh FKUI, 2003), lebih dari 120 tipe VPH/HPV yang telah diisolasi, namun hanya 23 tipe yang bisa menyebabkan kutil kelamin. Dari 23 jenis tersebut, terbagi menjadi 2 kategori, yaitu HPV bersifat low risk, contohnya VPH tipe 6 dan 11, dan HPV yang bersifat high risk, contohnya HPV tipe 16 dan tipe 18.

Senada dengan dr. Farida, Dr. Siti Rayhani Fadhila, BMedSc. Hons. sebagaimana dikutip dari web resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia, www.idai.or.id (13.03.2017), juga menyebutkan bawah HPV memiliki banyak tipe, sedangkan tipe HPV 16 dan 18 merupakan yang paling sering ditemukan di seluruh dunia, dan merupakan sebab dari  70% kasus kanker serviks. Selain tipe 16 dan 18, juga ada HPV tipe 6 dan 11 diketahui sebagai penyebab dari 90% kasus kutil kelamin.

Vaksinasi HPV

Vaksinasi HPV dibutuhkan, karena menurut Dr. Siti Rayhani, kanker leher rahim merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita setelah kanker payudara. Berikut ini adalah beberapa fakta tentang vaksinasi HPV yang mungkin perlu kita perhatikan.

1. Di Indonesia, menurut Dr. Siti Rayhani Fadhila, BMedSc. Hons., tersedia dua jenis Vaksinasi HPV, yaitu vaksinasi bivalen (hanya mencegah infeksi HPV 16 dan 18 yang menyebabkan kanker serviks) dan tetravalen/quadrivalen (mencegah infeksi HPV 6, 11, 16, dan 18, jadi selain mencegah kanker serviks, juga bisa mencegah kutil kelamin).

2. Masih menurut Dr. Siti Rayhani, vaksin HPV belum tersedia di Puskesmas karena belum termasuk program imunisasi nasional. Namun, kita bisa melakukan vaksinasi di rumah sakit, klinik atau laboratorium seperti Prodia, Parahita, juga Rumah Vaksinasi Indonesia, dan sebagainya.

3. Menurut dr. Samuridjal, sebagaimana dikutip dari kompas.com  (18/09/2016) vaksin HPV masih bisa diberikan hingga usia 55 tahun. Vaksinasi juga bisa diberikan ketika masih anak-anak, yakni ketika masih sekolah dasar.

4. Pada usia dewasa, vaksin HPV diberikan sebanyak tiga kali. Jika sudah melakukan vaksinasi pertama, vaksinasi kedua dilakukan pada bulan kedua, dan vaksinasi ketiga dilakukan pada bulan keenam. 

5. Bagi perempuan dewasa yang sudah menikah, sebaiknya terlebih dahulu pap smear untuk mengetahui apakah positif atau negatif HPV. Menurut Frienty Sherla Lubis, SKM dari Dinkes Kota Bengkulu, jika negatif HPV, baru boleh melakukan vaksinasi. Di beberapa instansi, misalnya prodia, sebagaimana dikutip dari prodia.co.id, tes pap smear bisa gratis dengan membawa kartu BPJS Kesehatan. 

6. Biaya vaksinasi HPV berkisar antara Rp 750.000 – Rp 1.000.000,- untuk sekali pemberian. Harga paket tentu lebih murah. Silakan Anda cek ke laboratorium, klinik atau rumah sakit langganan Anda, barangkali ada program promosi.

Yuk, perempuan, lebih aware dengan kesehatan kita! [yms].


Posting Komentar untuk "Mengenal HPV, Virus Maut Untuk Wanita dan Vaksinasi HPV"

banner
banner