Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahaya Di Balik Nikmat Terasi yang Harus Diwaspadai


Makan nasi dengan lauk apapun pasti akan terasa lebih nikmat jika dipadukan dengan sambal terasi. Cabe yang dihaluskan dengan campuran sedikit garam dan potongan terasi, selalu mampu membuat proses perjamuan makanan berlangsung sukses. Rasanya ingin menambah, lagi dan lagi.

Ya, bagi masyarakat Indonesia, terasi memang jenis makanan yang sangat populer. Menurut berbagai sumber, terasi pertama kali dibuat oleh Pangeran Cakrabuana atau yang juga dikenal sebagai Raden Walangsungsang, pendiri kesultanan Cirebon pada pertengahan tahun 1400-an. Terasi pun menjadi salah satu upeti wajib daerah Cirebon yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran yang dikuasai oleh ayah dari Pangeran Cakrabuana, Prabu Siliwangi. Terasi pun akhirnya menyebar ke berbagai daerah di Asia Tenggara.

Terasi merupakan bumbu masak yang lazimnya dibuat dari udang kecil (rebon) dengan proses fermentasi, penggilingan dan pengeringan dengan cara dijemur. Selain udang, terasi juga bisa dibuat dari bahan ikan. Akan tetapi, terasi yang biasa dinikmati masyarakat, kebanyakan berbahan dasar udang.

Cukup menyenangkan, karena selain rasanya yang sedap, ternyata terasi juga memiliki kandungan gizi yang baik. Dikutip dari Puslitbang Depkes, dalam 100 gram terasi ternyata terdapat 155 kkal energi; 22,3 % protein; 2,9 % lemak dan beberapa zat penting untuk tubuh seperti kalsium, fosfor dan zat besi.

Akan tetapi, hati-hati mengonsumsi terasi, sebab ada beberapa jenis terasi yang ternyata berbahaya untuk tubuh kita. Dikutip dari tribunnews.com (13/7/2017), BPOM Jambi berhasil menyita 14 kg terasi yang ternyata Rhodamin B, yang biasa dipakai sebagai zat pewarna pada tekstil dan kertas. 

Zat ini, berdasarkan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239 tahun 1985 dan SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88, dilarang digunakan untuk mewarnai makanan, karena bisa menyebabkan berbagai masalah untuk kesehatan tubuh seperti keracunan, gangguan hati, iritasi saluran pencernaan, hingga kanker.

Pembuatan terasi yang tidak sempurna, juga sangat mungkin membuat terasi terkontaminasi patogen, alias kuman-kuman yang berbahaya bagi kesehatan.

Bagaimana trik memilih terasi agar terhindar dari bahaya?

1. Pilihlah terasi yang berwarna gelap (antara cokelat hingga kehitaman), bukan kemerahan. Memang terasi yang berwarna cerah terlihat lebih indah, tetapi sangat mungkin telah dicampur dengan zat pewarna yang berbahaya.

2. Hindari terasi yang berbau apek, tengik atau bau-bau tak sedap lainnya yang bukan aroma khas dari terasi.

3. Perhatikan kemasan terasi, apakah terdapat izin dari instansi terkait? Jika ada, terasi biasanya sudah melewati serangkaian pengecekan proses produksi dan terhindar dari praktik-praktik yang melanggar hukum.

4. Bentuk terasi padat dan kering, karena menunjukkan proses pembuatan yang sempurna dan terhindar dari patogen. 

Itulah beberapa trik memilih terasi yang sehat. Selamat mencoba! [US].

Posting Komentar untuk "Bahaya Di Balik Nikmat Terasi yang Harus Diwaspadai"

banner
banner