Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Awas, Jangan Jadikan Masturbasi Rutinitas Sehari-Hari, Ini Bahayanya!

foto: Pixabay

Masturbasi adalah aktivitas rangsangan seksual yang dilakukan secara "mandiri" baik menggunakan alat bantu ataupun tidak, dengan tujuan mendapatkan kepuasan seksual tanpa melibatkan partner atau orang lain. Masturbasi bisa terjadi pada laki-laki atau perempuan, kadang dikenal juga dengan istilah onani. 

Sebagian kalangan menganggap bahwa masturbasi merupakan hal yang normal. Menurut berbagai penelitian, masturbasi telah dilakukan oleh banyak kalangan, termasuk yang belum berumah tangga. Menurut situs doktersehat.com (diakses 21/7/2017) misalnya, 95% remaja disinyalir sudah melakukan masturbasi meski hanya sekali dalam hidupnya. Sebagaimana dilansir dari hellosehat.com (4/3/2017), masturbasi memberikan manfaat seperti mencegah kanker prostat, mencegah depresi, membantu untuk tertidur dan sebagainya. Menurut halodoc.com (30/1/2023), bagi perempuan, masturbasi bisa menurunkan tingkat stres, meningkatkan mood, meningkatkan kualitas tidur dan menyehatkan kulit

Mungkin, jika hanya sekali dua kali, secara medis, masturbasi tidak memberikan efek bahaya. Akan tetapi, jika terus berlanjut, dan menjadi kebiasaan, sesungguhnya masturbasi itu membahayakan. Ada beberapa efek negatif masturbasi.

Mengganggu Keharmonisan Rumah Tangga

Hubungan intim, sesungguhnya merupakan salah satu keadaan di mana suami dan istri saling memberikan kepuasan dengan saling melayani satu sama lain. Seks, semestinya merupakan sebuah proses kerja sama yang saling menguntungkan. Banyak sekali kasus terjadi, bahwa ketidakharmonisan dalam rumah tangga, ternyata diawali dari hubungan intim yang tidak memuaskan.

Ketika seseorang terlalu sering masturbasi, akan terbangun kesan dalam benaknya, bahwa “ngapain bareng-bareng, sendirian aja bisa, malah lebih asyik.” Lambat laun, kesan itu akan membangun persepsi yang salah, bahwa dalam masalah seks, dia bisa melakukan sendiri dan tidak butuh bantuan partner, dalam hal ini adalah pasangan sahnya. Padahal, kunci dari terbangunnya keharmonisan, adalah ketika terbangun saling ketergantungan alias interdependensi. Ketidakpuasan saat berinteraksi dengan pasangan, mestinya dikomunikasikan, bukan disembunyikan untuk kemudian dilampiaskan dalam bentuk masturbasi. Dengan komunikasi yang baik, masing-masing bisa melakukan koreksi, apa yang semestinya harus dilakukan.

Mending masturbasi, dong, daripada selingkuh? Mungkin begitu kilah sebagian dari kita. Tentu saja betul, bahwa selingkuh lebih mengerikan daripada masturbasi. Akan tetapi, dalih tersebut juga membahayakan, karena menjadi semacam legitimasi yang membenarkan apa yang kita lakukan. 

Tidak Dianjurkan Oleh Agama

Masturbasi bisa memunculkan perasaan bersalah yang membebani secara psikologis. Dalam ajaran agama Islam, seorang Muslim diwajibkan untuk memelihara kemaluan sebagaimana tercantum dalam ayat berikut ini.

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka, sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada perempuan yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak dari padanya…” (QS. An-Nuur: 30-31).

Pendapat para ulama tentang hukum masturbasi terbagi menjadi beberapa sebagaimana dipaparkan oleh Syekh Sayyid Sabiq dalam buku Fiqih Sunnah. Pendapat pertama, haram secara mutlak, ini dianut oleh mazhab Imam Malik, Imam Syafi'i dan Zaidiyyah. 

Pendapat selanjutnya, dari Imam Hanafi yang berpendapat bahwa masturbasi bisa haram atau bisa mubah, sesuai dengan kaidah fikih: jika ada dua bahaya, maka yang dipinggirkan adalah bahaya yang lebih besar, dengan melaksanakan bahaya yang lebih kecil. Sebagai contoh, dua orang suami istri yang hidup terpisah, atau menjalani aktivitas LDR, maka diperbolehkan masturbasi untuk menghindari kemungkaran lain yang lebih besar. 

Pendapat ketiga, dari Imam Hambali hampir mirip dengan Imam Hanafi, bahwa masturbasi haram, kecuali dalam keadaan khusus, misal takut jatuh kepada zina, khawatir dengan kesehatannya, atau belum mampu menikah padahal hasratnya sudah sangat tinggi.

Meskipun Imam Hanafi dan Imam Hambali membolehkan dengan kondisi khusus, semua ulama sebenarnya bersepakat bahwa asalnya, masturbasi adalah haram.

Menimbulkan Masalah Kesehatan Mental dan Fisik

Apalagi, sebagaimana dikutip dari kompas.com (16/05/2012), masturbasi yang terlalu sering juga bisa menyebabkan kecanduan dan kehilangan kontrol terhadap diri sendiri. Masturbasi yang over dan kompulsif juga bisa mencederai, khususnya di organ intim kita. Banyak kasus ditemukan bahwa penis menjadi bengkak, lecet, bahkan terluka dan bengkok karena terlalu sering melakuan kegiatan onani

Jadi, mari stop masturbasi. Raihlah kepuasan bersama pasangan Anda dengan proses kerjasama yang saling menguntungkan. Jika pun tidak sampai orgasmus, hubungan intim sebenarnya tetap perlu, sebab bisa melahirkan kasih sayang di antara sepasang suami istri [US].

Penulis: Yeni Mulati, MM, M.Psi (alumni Magister Psikologi UMS).

Posting Komentar untuk "Awas, Jangan Jadikan Masturbasi Rutinitas Sehari-Hari, Ini Bahayanya!"

banner
banner