Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keutamaan Memberi Buka Puasa, Pahalanya Luar Biasa!


Ketika bulan Ramadan, pernahkah Pembaca sekalian melihat orang membagi-bagi makanan saat berbuka puasa? Kadang hanya sederhana, misal sebutir kurma atau segelas air mineral. Atau lebih keren lagi, bisa kolak, juz, atau malah nasi kotak seperti yang sering dibagikan di masjid-masjid. Mau sekadar kurma atau nasi yang mahal, semangatnya sama: berbagi makanan untuk buka puasa.

Penulis memiliki teman yang biasa membawa makanan kecil atau minuman lebih dari bekal yang dibawa saat bepergian menggunakan kendaraan umum, khususnya bulan puasa. Tujuannya, agar dia bisa berbagi dalam kondisi-kondisi yang mungkin mendesak. Adzan sudah berkumandang, tetapi penumpang lain tak membawa apa-apa, sehingga harus menunda buka puasa. Kan, kasihan ya?

Meski hanya dengan sebutir kurma, ternyata memberikan buka puasa itu memiliki manfaat luar biasa besar lho! Manfaatnya apa?

Kita bisa mendapatkan pahala puasa dari orang yang kita beri makanan untuk buka puasa. Ini didasarkan pada sebuah hadist, “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad).

Yang sedang berpuasa tidak rugi sedikit pun, karena pahalanya tidak berkurang sama sekali saat dia mendapatkan buka dari orang lain. Sementara, si pemberi buka, dia mendapatkan pahala puasa orang tersebut. Jadi, karena dia juga berpuasa, pahalanya jadi dobel. Bayangkan, jika dia memberi buka puasa pada puluhan, ratusan, bahkan ribuan orang. Mantap jiddan!

Lantas ada pertanyaan: kalau gitu, kita nggak usah puasa aja ya, cukup memberi buka puasa.

Wah, tidak bisa begitu dong. Sebab puasa itu wajib hukumnya. Kalau kita memenuhi syarat-syarat wajib puasa dan tidak berpuasa, maka segala kebaikan di bulan puasa menjadi tak ada maknanya. Sebab, puasa ramadan itu adalah amalan pokok yang tidak boleh ditinggalkan kecuali ada hal-hal tertentu, seperti sakit, hamil/menyusui, atau usia lanjut. Haid dan nifas pun sebenarnya bukan meninggalkan puasa, tetapi menggantinya di hari lain.

Kemuliaan memberi buka juga tercantum dalam hadist ini.

Rasulullah SAW bertanya (kepada para sahabat), “Siapakah di antara kalian yang pada hari ini berpuasa?” Abu Bakar berkata, “Saya.”

Beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengiringi jenazah?” Maka Abu Bakar berkata, “Saya.”

Beliau kembali bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?” Maka Abu Bakar mengatakan, “Saya.”

Lalu beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengunjungi orang sakit.” Abu Bakar kembali mengatakan, “Saya.”

Rasulullah SAW pun bersabda, “Tidaklah ciri-ciri itu terkumpul pada diri seseorang melainkan dia pasti akan masuk surga.” (HR. Muslim, no. 1028).

Wah, bicara kemuliaan Abu Bakar memang selalu membuat cemburu siapapun ya? Jangankan saya, sekelas Umar bin Khattab pun merasa begitu kesulitan mengejar amalan Abu Bakar.

Mau menjadi semulia Abu Bakar? Mungkin sulit, tetapi kita bisa mencoba memulai dengan meniru kebaikan-kebaikan tersebut di atas, termasuk banyak memberi buka puasa, meski hanya sebutir kurma.

Penulis: Yeni Mulati Sucipto.

Posting Komentar untuk "Keutamaan Memberi Buka Puasa, Pahalanya Luar Biasa!"

banner