Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Beda Pria dan Wanita Dalam Mencintai Pasangan


Lebih baik mana, menikah dengan orang yang mencintaiku namun aku tidak mencintainya, ataukah menikah dengan orang yang tidak kucintai namun dia mencintaiku? Tolong beri saya jawaban dengan argumentasi yang memuaskan.

Idealnya, pernikahan merupakan wisuda sepasang pengantin yang saling mencintai, alias tidak bertepuk sebelah tangan. Entah cinta itu tumbuh sebelum atau setelah menikah. Karena, pada kasus-kasus pernikahan dengan perjodohan, banyak yang sebelum menikah masih belum tumbuh rasa cinta. Itu hanya perkara waktu saja. Jika sudah ada kecenderungan dan kecocokan, maka suatu saat, cinta akan tumbuh menghias rumah tangga kita.

Namun, pada kenyataannya, selalu saja ada hal-hal tak ideal. Nah, Seandainya ada seseorang mengajukan pertanyaan tersebut kepada kalian, bagaimana jawaban kalian? 

Barangkali, mayoritas akan memilih yang pertama, menikah dengan orang yang kita cintai, tak peduli dia cinta atau tidak kepada kita. Kalau saya, memiliki jawaban yang agak berbeda. Saya akan melihat, siapa yang bertanya kepada saya, pria, ataukah wanita. Jika yang bertanya seorang pria, saya akan menjawab, menikahlah dengan orang yang kau cintai—atau setidaknya memiliki hal-hal sesuai gambaran ideal sang lelaki (jika menikahnya karena perjodohan), meski si wanita mungkin tidak mencintainya.

Jika yang bertanya seorang wanita, saya akan menjawab sebaliknya. Menikahlah dengan lelaki yang mencintaimu (atau ada kecenderungan akan mudah jatuh cinta padamu), meski kau mungkin tak mencintainya. Jangan sebaliknya.

Mengapa begitu? Mari bicara teori sejenak.

Menurut John A. Lee, dalam sebuah teori yang disebut sebagai the color wheel theory of love, cinta terbagi menjadi 6 jenis, yaitu eros (cinta yang penuh hasrat kepada sesuatu yang dianggap ideal), ludus (cinta yang sebagai sebuah permainan), storge (persahabatan), mania (cinta obsesif), pragma (praktis dan realistis) dan agape (cinta ilaihah, penuh kedamaian). 

Antara pria dan wanita, ternyata memiliki tipe cinta yang berbeda. Menurut Sprecher & Regan (2000), mayoritas lelaki memiliki tipe cinta jenis eros, ludus atau mania, di mana kedekatan fisik dan seksual menjadi orientasi. Sedangkan pada perempuan, tipe cintanya cenderung pada pragma dan storge.

Bisa dibayangkan, cinta bagi seorang lelaki adalah mengejar sesuatu yang ideal, petualangan dan obsesi yang tiada tara. Apabila lelaki dipaksa menikah dengan perempuan yang tak dia cintai, dia akan sangat menderita lahir batin. Sebab, perpaduan eros-ludus-mania tak mungkin dialamatkan kepada sosok yang tidak dia cintai. 

Ini berbeda dengan kaum wanita. Pragma dan storge relatif lebih mudah berdamai dengan kenyataan. Tipe cinta ini memang bisa tumbuh seiring bersama waktu, kasih sayang, pemahaman, penghargaan dan perhatian yang diberikan lelaki yang mencintainya.

Ya, pria dan wanita memiliki perbedaan dalam mencintai. Seorang wanita, akan sangat menderita jika hidup bersama pria yang tak mencintainya, sebesar apapun rasa cintanya kepada sang pria. Sebab, pria akan sangat sulit berlama-lama hidup dalam kepura-puraan. Dia tetap akan terobsesi untuk mencari perempuan pujaan. 

Sedangkan perempuan yang hidup dengan lelaki yang mencintainya, suatu saat, kembang-kembang simpati pasti akan tumbuh di hati sang perempuan.

Tidak percaya, buktikan saja!

Penulis: Yeni Mulati (Mahasiswa Magister Psikologi UMS)

Referensi:

1. psychologycharts.com/six-love-styles.html

2. Rahardjo, Wahyu. 2008. Perilaku Seks Pranikah Pada Mahasiswa Pria: Kaitannya dengan Sikap terhadap Cinta Eros dan Ludus, dan Fantasi Erotis. Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, vol. 10, No. 1, 3-18.


Posting Komentar untuk "Beda Pria dan Wanita Dalam Mencintai Pasangan"

banner
banner