Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jangan Buang Pembalut Bekas, Manfaatkan Jadi "Emas"


Mungkin kali ini Anda merasa jijik dengan artikel saya tentang seri pengolahan limbah bertitel “Jangan Buang Pembalut Bekas” ini. Pembalut bekas? Brr... apa yang bisa dimanfaatkan dari barang menjijikkan tersebut? Terlebih, diubah menjadi sesuatu yang bernilai sebagaimana emas?

Jangan skeptis dulu, Pembaca. Pembalut bekas merupakan sampah yang keberadaannya banyak ditolak warga. Situs berita pikiran-rakyat.com (22/11/2016) misalnya, pernah memberitakan bahwa  sejumlah anggota Karang Taruna Kecamatan Kotabaru, Karawang pernah mencegat dan melarang truk pengangkut limbah pembalut dan pampers bekas yang hendak dibuang di kawasan mereka. Penyebabnya, pembalut dan pampers memang termasuk dalam jenis sampah yang sulit diurai, sehingga menyebabkan polusi tanah. Mereka tak ingin lingkungan menjadi rusak karena sampah tersebut.

Pembalut untuk menstruasi dan pampers pada bayi memang memiliki bahan yang hampir sama, yang membedakan hanya ukurannya saja. Karena terbuat dari bahan yang hampir sama, bahayanya pun hampir sama. Dibutuhkan waktu sekitar 200-250 tahun untuk menguraikan diapers bekas sehingga menjadi senyawa organik yang ramah terhadap lingkungan.

Lalu, mau diapakan pembalut bekas, sampai-sampai saya menganjurkan untuk tidak dibuang? “Emas” jenis apa yang bisa dibuat dari bahan pembalut bekas yang menjijikan tersebut?

Menurut aktivis pemuda sekaligus budayawan dari kota Solo, Indrawan Yepe, pembalut bekas ternyata masih bisa diolah sehingga memberikan manfaat sebagai medium tanaman. “Caranya mudah, cuci dulu pembalut tersebut hingga sisa haid hilang, dan gunting-gunting saja pembalut bekas, lalu dimasukkan ke pot atau plastik polybag, tutup dengan medium lain seperti tanah, lalu tanami dengan aneka sayur-mayur atau buah. Gel dari pembalut bisa untuk pupuk sekaligus bahan penahan cairan tanaman. Saya sudah buktikan, dan ternyata sukses,” tuturnya.

Cara yang ditempuh pria yang akrab dipanggil Mas Yepe itu tentu sangat menarik. Bagi yang tinggal di perkotaan yang mungkin kesulitan mendapatkan medium untuk menanam, cara tersebut menarik untuk dipraktikkan.

Akan tetapi, saat pengerjaannya, kita harus ekstra hati-hati. Kita tahu, bahwa darah, termasuk darah menstruasi, merupakan salah satu media penularan berbagai penyakit, termasuk HIV penyebab AIDS dan HPV penyebab kanker serviks dan kutil kelamin.

Untuk kehati-hatian, lakukan hal sebagai berikut:

1.      Pastikan bahwa pembalut yang kita pakai berasal dari limbah kita sendiri, atau dari keluarga yang kita tahu riwayat kesehatannya.

2.      Mintalah perempuan menstruasi yang kita ambil pembalut bekasnya tersebut untuk mencuci pembalut tersebut, sehingga darah yang masih cair bisa hilang, dan mungkin hanya tersisa yang telah terserap di gel pembalut saja.

3.       Keringkan dahulu pembalut tersebut sebelum dimanfaatkan, karena dengan pengeringan, jika ada virus atau bakteri, akan mati.

4.       Gunakan sarung tangan berbahan lateks saat menggunting-gunting pembalut tersebut

5.       Cuci tangan bersih-bersih dan gunakan desinfektan

6.       Rendamlah gunting dan alat-alat yang digunakan menggunakan cairan alkohol.

Selamat berkebun menggunakan medium pembalut bekas!

Penulis: Yeni Mulati

Posting Komentar untuk "Jangan Buang Pembalut Bekas, Manfaatkan Jadi "Emas""

banner